Kamis, 21 Agustus 2008

Lama nih gak nulis (halah padahal baru 3 hari yg lalu nulis ), mau nulis apa bingung
mau nulis tentang politik takut disalah kan, nanti dibilang sok tau, nulis tentang masalah agama, bukan bidang saya untuk membahas agama, krna saya belum cukup ilmu agama untuk membahas tentang agama, jadi lebih baik saya membahas tentang film ajh dech, sebenar nya jadi saya mau nulis tentang film krna kmren temn saya di friendster yg bernama
musicordinary menganjur kan saya menonton film "into the wild", padahal saya sudah menonton tuh film dua kali, pas saya periksa2 koleksi DVD saya ternyata masih ada, masih tersimpan rapi, jadi saya memutus kan untuk memutar kembali film yg rilis tahun 2007 ini.
Tulisan ku ini mengangkat dari film yg di ambil dari kisah nyata bikinan om "Sean Penn"
yg di angkat dari buku karangan "john Krakauer" yang menjadi dasar adaptasi film "into the wild"

Biografi pemuda bernama Christopher McCandless ini meraih bestseller sejak peluncuran tahun 1996. Butuh 10 tahun bagi Penn untuk mengangkatnya ke layar lebar, karena menunggu izin keluarga McCandless.

Film dimulai saat Chris (Emile Hirsch) sudah berada di keliaran alam bersalju Alaska, tujuan utama petualangannya. Langkah kaki Chris berakhir di depan sebuah bus rongsok yang terdampar di area terbuka di sela-sela kerimbunan hutan cemara. Setelah memeriksa dengan cermat, Chris pun memutuskan tinggal di bus yang dia namai Magic Bus itu.


Lalu adegan berputar balik ke masa dua tahun sebelumnya,1990, saat wisuda kelulusan Chris dari Emory University di Atlanta. Kedua orangtua Chris (diperankan sangat baik oleh William Hurt dan Marcia Gay Harden ) sudah punya rencana masa depan bagi anak pertama mereka. Salah satunya dengan memberi Chris mobil baru dan tawaran pekerjaan.

Chris menolak semua rencana materialistik sang orangtua. Ia muak dengan segala tatanan sosial kelas menengah yang menyelubungi kehidupannya sejak kecil. Chris memilih minggat. Tanpa sepatah kata pamit, pun secarik surat. Ia ingin lepas dari ikatan kehidupan masyarakat dengan berpetualang menjelajahi alam bebas di seantero Amerika Serikat.

Sebelum memulai pengembaraan, Chris menyumbangkan seluruh tabungannya, US$ 24.000, ke lembaga sosial Oxfam. Ia juga menggunting semua kartu kredit dan membakar kartu identitas serta jaminan sosial. Nama Alexander Supertramp menjadi identitas baru selama berpetualang menuju ke wilayah barat Amerika.

 
Sepanjang jalan, Chris bertemu dan tinggal bersama beberapa orang yang kelak mengubah hidupnya. Ada pasangan hippie Jen (Catherine Keener) dan Rainey (Brian Dieker), petani gandum dan jagung Wayne (Vince Vaughn), hingga duda tua pengrajin kulit Ron Franz (Hal Holbrook). Pertemuan dengan mereka menunjukkan Chris pada sebuah kesadaran, dalam sebuah petualangan yang terpenting adalah perjalanan, bukan tempat yang dituju.

Pengambilan gambar film ini dilakukan langsung di lokasi asli yang pernah disinggahi Chris. Mulai Arizona, California, South Dacota, hingga Meksiko. Malah untuk Alaska, kru film sampai bolak-balik empat kali demi mendapat gambar sesuai dengan musim.

Tak mengherankan jika sajian pemandangan alam dalam Into The Wild tergolong spektakuler. Penn memilih pola pengambilan gambar laiknya film dokumenter dalam Discovery Channel atau National Geographic. Meski tanpa kemasan romantis, pemandangan seperti pegunungan batu, sungai, padang rumput, hamparan ladang gandum dan jagung, serta hutan belantara tampak begitu indah.

Lalu mengalirlah sederet pujian dari para kritikus ke film berdurasi 2 jam 25 menit ini. Berbagai penghargaan untuk beragam kategori dari Sao Paulo International Film Festival, Satellite Awards, hingga National Board of Review Amerika pun disabet. Lagu Guaranteed yang dinyanyikan oleh Eddie Vedder dan music score Into The Wild masuk nominasi Golden Globe 2008 untuk kategori original song dan original score.

Sebagian pujian mengarah pada kematangan Penn saat menyajikan sosok Chris. Meski secara personal kagum pada petualangan Chris, Penn tak terjebak menokohkan Chris sebagai sosok pahlawan tanpa cela.

Chris tampil sebagai pemuda cerdas sekaligus naif. Pemuda yang marah pada tatanan sosial lalu nekat berpetualang tanpa perhitungan matang. Hanya demi mendapatkan kebebasan dan kebahagiaan dalam kesendirian di alam bebas.

Pada akhirnya, penonton tak diarahkan untuk menyukai atau membenci Chris. Tak ada upaya menghakimi perilakunya. Saya pun tak yakin apakah menyukai sosok Chris. Namun yang pasti saya menaruh simpati padanya dan bisa mengerti mengapa Chris memilih nekat berpetualang.

Apalagi, di penghujung hayatnya yang singkat, akhirnya Chris menemukan makna hidup. Kalimat terakhir dalam jurnalnya adalah:
"happiness only real when shared. Kebahagiaan tiada berarti tanpa kehadiran orang lain untuk berbagi".


Dan yang paling mengena adalah ketika kakek Ron bilang,"Mencintai berarti memaafkan, saat engkau memaafkan maka kau akan merasakan cinta itu"..

Tapi sayang nya sad ending, bikin gimana gitu...

heheheee.......

Istriku

Ini adalah tulisan dari teman saya ketika saya saat itu bimbang dan gundah bagai mana saya bisa menenangkan pikiran saya tentang seorang istri, dia mengirim kan saya tulisan ini lewat email saya.

"dani tulisan lo aku masukin di blog ku yah, kali ajh ada yg suka membaca tulisan kamu,dan bisa menjadi hal yang berguna untuk orang lain

Kutuliskan poem ini untuk para aktifis Islam di manapun berada. Jangan pernah meninggalkan perjuangan di jalan Allah. Betapa seluruh hajat hidup seharusnya bertumpu pada kepentingan perjuangan di jalan Allah termasuk menikah, berkeluarga, bersuami isteri. Inilah tren pernikahan yang seharusnya kita pertahankan. Wallahu a'lam


Buat manusia istimewa dalam hidup ini... dan juga isteri-isteri pejuang... serta bakal isteri seorang pejuang

Isteriku....

Apabila kusentuh telapak tanganmu...

Saat kuusap dan kurasakan guratannya,

Kudapatkan parutan kasar dan semakin kasar....

Dan ketika kupandangi wajahmu....

Terpancar sinar bahagia dan ketenangan walaupun kutahu...

Redup matamu menyimpan satu rintihan yang memberat....

Ketika kutersentak dari pembaringan di kala fajar kadzib menyingsing...

Aku terpana dengan munajatmu yang syahdu.

Isteriku...

Tatkala teman-temanmu tengah bersantai, happy fun....

Di keramaian dunia ciptaan mereka...

Engkau bahagia mengorbankan seluruh detik-detikmu....

Hanya untuk Islam dan keagungan muslimin...

Tatkala lengan-lengan mereka dibaluti...

Pelbagai hiasan yang indah...

Leher-leher mereka memberat dilingkari dengan kilauan emas berlian...

Pakaian-pakaian anggun bak puteri kayangan...

Wajah mereka dibaluri pelbagai warna dan jenama...

Kau umpama ladang ummah...

Kau menginfaqkan seluruh jiwa dan raga demi kebangkitan Islam...

Kau tak pernah bersungut-sungut, mengeluh, meminta-minta maupun

mengadu domba...

Tatkala mereka berlomba-lomba mengejar pangkat dan nama...

Kau sibuk menjulang nama dengan pengaduanmu di sisi yang Esa...

Isteriku....

Bukan aku tidak mampu membelikan benda dan hiasan-hiasan tersebut... Tetapi isteriku...

Aku masih ingat tatkala aku menyuntingmu untuk kujadikan isteri dan penghuni kamar hatiku....

Kau melafazkan satu tuntutan, "Saya siap mendampingi perjuangan ini bersama akhi tetapi dengan syarat..." Sambil tersenyum kau menghela nafas dalam-dalam....Aku termangu sendirian... Syarat apakah itu? Bungalow kah? Hamparan tanah berhektar-hektar kah? Mobil mewahkah? Intan berliankah? Pakaian sutera yang high class? Perabot mahal dari Itali kah?... Atau honeymoon di Paris ?..

Lama kau mengumpulkan kekuatan untuk sekedar berkata...

Akhirnya...

Arghhh... Permintaanmu itu...

Pasti ditertawakan oleh kerabat dan teman-teman kita...

Aku tergugu, haru dan bangga...

Dengan penuh keyakinan kau berkata..

"Akhi , Mampukah akhi menjadikan saya sebagai isteri yang

kedua ?....

Mampukah akhi menjadikan Islam sebagai isteri pertama yang lebih memerlukan perhatian?...

Mampukah akhi meletakkan kepentingan Islam melebihi segala-galanya termasuk urusan-urusan dunia?...

Mampukah akhi menjual diri semata-mata karena Islam?..

Mampukah akhi berkorban meninggalkan kelezatan dunia?...

Mampukah akhi menjadikan Islam laksana bara api....

Akhi perlu menggenggamnya agar bara itu terus menyala...

Mampukah akhi menjadi lilin yang rela membakar diri untuk Islam.. Bukannya seperti lampu pijar yang bisa di'on'kan bila perlu dan di'off'kan bila tidak....

Mampukah akhi mendengar hinaan yang bakal dilontarkan kepada anda karena perjuangan anda....

Dan...mampukah akhi menjadikan saya isteri seorang pejuang yang tidak dimanja dengan fatamorgana dunia?...

Aduh! Banyaknya syarat-syarat itu isteriku...

Namun aku menerima syarat-syarat tersebut karena aku tahu..

Jiwamu kosong dari syurga dunia...

Karena aku tahu kau mampu mengubah dunia ini dengan iman dan akhlakmu..

Bukannya kau yang diubah oleh dunia...

Isteriku..

Akhirnya jadilah engkau penolong setiaku sebagai nakhoda mengemudi bahtera kehidupan kita...

Susah senang kita tempuh bersama...

Aku terharu dengan segala kebaikanmu...

Kau jaga akhlakmu...

Kau pelihara maruahmu selaku muslimah...

Kau tak pernah mengeluh apabila sering ditinggalkan demi tugasku menegakkan Islam ke persada agung....

Kau jua sanggup mengekang mata menungguku sambil memberikan aku suatu senyuman terindah di ambang pintu tatkala aku pulang lewat malam.... Malah kau seringkali meniupkan semangat untuk aku terus tsabat di pentas perjuangan ini....

Kau tabur bunga-bunga jihad walaupun kita masih jauh dengan keharuman kemenangan...

Isteriku..

Tangkasnya engkau selaku isteri...

Biarpun kau jua sibuk bersama mengorbankan tenaga dalam perjuanganku ini..

Kau jaga relasi kita dengan indahnya...

Kau siraminya dengan wangian cinta dan kasih sayang....

Kau tak pernah menjadikan kesibukanmu itu untuk kau lari dari amanahmu meskipun jadualmu padat dengan agenda-agenda bersama masyarakat dan kaum sejenismu....

Cekalnya engkau mendidik anak-anak...

Kau kenalkan mereka dengan Allah, Rasul saw, para sahabat yang mulia serta para

pejuang Islam...

Kau titipkan semangat mereka sebagai generasi pelapis jundullah...

Kau asuh mereka hidup dengan Al Quran...

Malah kau temani mereka mengulangkaji pelajaran dikala menjelang imtihan...

Isteriku...

Barangkali inilah pelajaran dari ustadzah Zainab Al Ghazali...

Tangan yang mengayun buaian dapat mengguncang dunia...

Kau beri didikan dua generasi sekaligus, generasi kini dan generasi kan datang

Suaminmu dan anak-anakmu dengan MAHABBAH

Andai ibunda Khadijah Al Kubra masih ada..

Pasti beliau tersenyum bangga karena masih ada srikandi Islam...

SEPERTIMU....WAHAI ISTERIKU..

August rush


hari ini aku mendapat banyak pelajaran dari sebuah film yg udah pernah rilis pada tahun 2007 yge bercerita tentang drama,musik dan cinta,begini cerita nya,film yg udah aku liat ini judul na "August Rust"(dan tanpa sadar aku nonton film ini pas di bulan agustus 1 2008 setelah aku ingat-ingat film ini juga rilis nya pada bulan agustus,mungkin ada makna yg tersembunyi dari balik semua ini)

Film yg di bintangi oleh "freddie Highmore, "kerl Russell", "Jonathan RHYS Meyers", "Terence Howard" dan "Robin williams" sang aktor legenda hidup....

film ini, film yg di putar tahun 2007,mungkin aku orang yg terlambat menonton film ini, inilah yg sangat aku sesalkan akn kesibukan yg menjerat ku selama ini, film ini meraih piala oscar dalam 4 nominasi,dan yg sangat aku sesal kan adalah aku tidak menonton na di bioskop, itu hal yg sangat aku sesalkan.

film ini sangat memberi aku banyak pelajaran, pertama walau pun orang tua kita terpisah sekian tahun atau pun beberapa lama na dari kita, perasaan kasih sayang dari orang tua tidak akan pernah hilang dan kotak batin orang tua ke anak itu ada dan sangat kuat, itu hal pertama yg bisa aku ambil dalam cerita ini.

kedua adalah "ada dunia lain di luar sana dengan jutaan suara angin"maksud na adalah kadang kita berpikir kita ini hidup selalu dalam kesusahan,padahal di luar sana masih banyak orang yg lebih susah dari kita,itu yg bisa ku petik dari perkataan ketika si evan taylor atau August rush bertemu pihak sosial yg di peran kan oleh terrence howard ketika berkunjung ke panti asuhan

yg ketiga adalah sebisa mungkin untuk selalu mengucap kan "terima kasih" walau hal itu sangat kecil pengaruh na bagi kita

yang ke 4 adalah yakini apa yg kita percayai dan percayai kepada apa yg kita yakini

yg ke 5 adalah jangan berpikir segala sesuatu itu akan terjadi hal yang buruk karna keyakinan lah yg harus kita peggang

ke enam adalah yakin lah kau akan mampu melakukan apa saja yang kau yakini yang menurut mu mampu kau lakukan

ke tujuh jangan pernah menyerah untuk mencari jati dirimu yang sesungguh na

ke 8 adalah selalu belajar kepada apa yg kau lihat,krna itu adalah guru terbaik buat diri kita

ke sembilan adalah jgn pernah takut sendiri, kesendirian krna masih banyak yg bisa melindungi kita

yg terakhir adalah bertanya lah apabila ada sesuatu yg tidak kau mengerti

itu beberapa poin yg bisa aku ambil dari film "August Rust" yg mendapat 4 nominasi oscar.....




Wanita dimata tiga agama

YAHUDI

Wanita dianggap sebagai sumber laknat karena dialah yang membuat Adam terusir dari Surga. Ayah berhak menjual anak perempuan kalau ia tidak mempunyai saudara laki-laki. Martabat wanita sama dengan pembantu. Ketika haid wanita harus mengasingkan diri, tak boleh berkumpul dgn keluarga, tak boleh memakan makanan buatannya…waduh kasian bener.

KRISTEN

“Tidaklah Adam yang tertipu tapi Hawalah yang tertipu, sehingga ia termasuk dalam kesalahan”.( I Timotius 2 : 4 ) sama dg si Yahudi. Ta’boleh mengajar (I Timotius 2: 11-12). Bapak dapat menjual anak perempuannya (Keluaran 21:7). Bahkan hingga th 1805 M undang-undang Inggris masih memperbolehkan suami menjual istrinya, lho. Paus Jeraum mengatakan, perempuan itu pokok kejahatan dan sumber perdayaan. Akhirnya Paus Cregorius VII memberi keputusan, para padri Kristen dilarang keras beristri, karena meraba tubuh perempan itu najis, ampun dech, ane ga ikutan.

ISLAM

Islam mengajarkan bahwa Adam dan Hawa sama bersalah dan sama bertanggung jawab akan kesalahan mereka memakan buah terlarang (baca Q.S: Al-baqarah:36, Al-A’raf:20-22, Thaahaa:120-21). Pada An-Nahl:58-59, Allah SWT mencela orang yg membunuh anak perempuannya. Islam mewajibkan seorang Ayah memelihara anak perempuan, memberi nafkah hingga anaknya menikah, dan memberi bagian waris. Wanita dalam Islam memiliki hak untuk menentukan calon suami, boleh menolak calon yang diajukan orangtua. Laki-laki wajib memberikan mahar kpd calon istri. Dalam hal haid, Rasulullah SAW bersabda: “Segala sesuatu boleh untuknya kecuali jima”. Ketika wanita menjadi seorang ibu, anaknya wajib untuk berbakti (Al-Ahqaf: 15), mendoakannya (Al-Isra`: 23-24). Adakah ajaran lain yang lebih memuliakan wanita selain Islam? 

Nb: buat lelaki, bebanmu berat lho, jadi berbekallah!

Rabu, 20 Agustus 2008

Orang maiyah

Ini adalah sebagian isi dari buku "Orang maiyah" karangan "Emha Ainun Nadjib" yg saya kutip di buku beliau.....ini kutipanna
ORANG MAIYAH

ORANG MAIYAH bukan pengarang, apalagi yang
pekerjannya adalah mengarang-ngarang,
mereka-reka: menuliskan sesuatu dalam rangka
menulis itu sendiri, tak penting substansi dan
kenyataan nilainya, tak penting mereka memiliki
akar pengalaman atas yang ditulisnya atau tidak.

ORANG MAIYAH bukan pengarang, bukan
penulis.

ORANG MAIYAH adalah orang hidup yang
menghidupi kehidupan dengan tuntas
menjalaninya, merenunginya, menghayatinya,
menangisi dan mentertawakannya. Tulisan hanya
salah satu output tak sengaja dari laku perjalanan
nilai mereka.

ORANG MAIYAH adalah murid.

ORANG MAIYAH adalah orang-orang yang
berkumpul sebulan sekali di suatu tempat outdoor,
duduk bersama selama rata-rata 5 (lima) sampai 7
(tujuh) jam, pukul 8 malam hingga jam 3 pagi.

ORANG MAIYAH adalah orang-orang yang
berkumpul sebulan sekali selama 5-7 jam tanpa
rasa capek dan selalu merasa kurang lama dan
belum selesei.

ORANG MAIYAH adalah orang-orang yang
berkumpul sebulan sekali selama 5-7 jam tanpa
ada yang mengundang, menuruh, atau
mewajibkan mereka untuk datang berkumpul.

ORANG MAIYAH adalah orang-orang yang
berkumpul sebulan sekali selama 5-7 jam atas
kehendak, niat, motivasi dan pandangannya
masing-maing secara merdeka.

ORANG MAIYAH adalah orang-orang yang
berkumpul sebulan sekali selama 5-7 jam di
Jombang, Yogyakarta, Semarang, Jakarta,
Surabaya, serta yang tentatif 2 atau 3 bulan sekali
di puluhan bahkan ratusan tempat-tempat lain, di
dalam maupun luar negeri.

Tapi ORANG MAIYAH tidak pernah berkata
sombong bahwa tidak ada pengalaman seperti itu
di manapun di seluruh dunia kecuali di tempat
Orang Maiyah ngumpul.

Lebih dari itu, ORANG MAIYAH juga tidak
menuntut kepada siapapun untuk diakui
keberadaannya.

ORANG MAIYAH adalah orang yang belajar kepada
siapa dan apa saja. Kepada yang hebat dan yang
tak hebat. Kepada kepandaian maupun kepada
kebodohan. Kepada yang disukai atau tak disukai.

ORANG MAIYAH adalah filosof semua. Itu bukan
karena hebat atau soal pinter. Filosof karena
ORANG MAIYAH sangat serius menjalani hidupnya.


NEGERI MAIYAH

Untuk apa orang-orang Maiyah berkumpul?
Mungkin karena kalau terpecah namanya
bukan Maiyah.
Kalau bentrok tanpa penyeleseian bukan
Maiyah.
Kalau tidak adil bukan Maiyah.
Kalau tidak mengaplikasi cinta bukan
Maiyah.
Kalau memelihara dengki dan benci bukan
Maiyah.
Kalau tidak bertanggung jawab bukan
Maiyah.
Kalau dibayar tapi tidak tanda memenuhi
amanat di balik bayarannya itu namanya bukan
Maiyah.
Kalau ada penindasan yang dibiarkan dalam
waktu terlalu berkepanjangan, kalau ada
kebodohan tidak dicahayai, kalau ada orang sedih
tidak digembirakan, kalau ada orang menderita
tidak ditolong, itu semua namanya bukan
Maiyah.
Bahwa orang Maiyah memperteguh posisi
persaudaraan dunia akhirat mereka, bertekad
saling tolong menolong satu sama lain.
Bukan karena Negara dan Pemerintah tidak bisa
menolong rakyat kecil macam kita, juga bukan
karena mereka jahat, lalai dan tidak menjalankan
kewajibannya di balik gaji yang mereka makan
bersama keluarganya.
Orang Maiyah saling tolong menolong
hanya karena tiga alasan.
Pertama, karena mereka hamba dan khalifah
Allah.
Kedua, karena sudah saling meyakini dan
memastikan bahwa mereka manusia.
Ketiga, karena mereka Orang Maiyah.
Tetapi Orang Maiyah tidak punya nafsu
untuk melaporkan kepada siapapun dan pihak
apapun saja bahwa sudah tidak ada tema apapun
yang lolos dari rembug ilmu dan diskusi problem
solving mereka.
Orang Maiyah tahu dan mengalami semua
tema apapun saja yang pernah ada dan baru akan
ada sepanjang peradaban ilmu, kebudayaan, dan
pengalaman sosial ummat manusia di dalam
sejarah.
Orang Maiyah berdiskusi tentang kencing,
niat ketika menarik becak, neo-liberalisme dan
illuminati, pantat dan sex, ilmu Nabi Khidlir,
kenthirnya Sudrun, segala macam Presiden,
system politik, segala jenis ideologi, filsafat
macam apapun, psikologi dan kedokteran, biologi
dan kimia, ilmu Ashabul Kahfi dan kaki anjing,
progresivisme politik dengan segala ragam
kosmosnya di tahap segala sejarah, puncak-
puncak intelektualisme, rahasia spirit dan cinta,
transaksi materi dan Lauhul Mahfudh,
kewiraswastaan dan rejeki tak terduga, akuntansi
ke-Tuhan-an dan industri air ludah, kenikmatan
Burdah dan kapitalisme ingus....

Dialog imam abu Hanifah

Dialog Abu Hanifah Dengan Ilmuan Kafir Tentang Ketuhanan...Imam Abu Hanifah pernah bercerita : Ada seorang ilmuwan besar, Atheis dari kalangan bangsa Rom, tapi ia orang kafir. Ulama-ulama Islam membiarkan saja, kecuali seorang, yaitu Hammad guru Abu Hanifah, oleh kerana itu dia segan bila bertemu dengannya.

Pada suatu hari, manusia berkumpul di masjid, orang kafir itu naik mimbar dan mahu mengadakan tukar fikiran dengan sesiapa saja, dia hendak menyerang ulama-ulama Islam. Di antara shaf-shaf masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat depan mimbar, dia berkata: "Inilah saya, hendak tukar fikiran dengan tuan". Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri kerana usia mudanya. Namun dia pun angkat berkata: "Katakan pendapat tuan!". Ilmuwan kafir itu heran akan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya:

Atheis : Pada tahun berapakah Rabbmu dilahirkan?
Abu Hanifah : Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan"
Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahawa Allah ada pertama yang tiada apa-apa sebelum-Nya?, Pada tahun berapa Dia ada?
Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis : Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan?
Atheis : Ya.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan heran kalau sebelum Allah Yang Maha satu yang hakiki tidak ada yang mendahuluiNya?

Atheis : Dimanakah Rabbmu berada sekarang?, sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.
Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?, apakah di dalam susu itu keju?
Atheis : Ya, sudah tentu.
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bahagian mana tempatnya keju itu sekarang?
Atheis : Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bahagian.
Abu Hanifah : Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta'ala?, Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!

Atheis : Tunjukkan kepada kami zat Rabbmu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Abu Hanifah : Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis : Ya, pernah.
Abu Hanifah : Sebelumnya ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Kerana rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?
Atheis : Ya, masih ada.
Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seprti gas?
Atheis : Entahlah, kami tidak tahu.
Abu Hanifah : Kalau tuan tidak boleh mengetahui bagaimana zat mahupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta'ala?!!

Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?
Abu Hanifah : Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?
Atheis : Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta'ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.

Atheis : Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah : Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya.
Atheis : Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar?
Abu Hanifah : Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.
Atheis : Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinafkahkan?
Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang.

"Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?" tanya Atheis. "Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan", pinta Abu Hanifah. Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas. "Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?". Ilmuwan kafir mengangguk. "Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahawa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir yang tidak hak seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu". Para hadirin puas dengan jawapan yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan orang kafir itu.

Kisah ini didapati dalam dua versi yang berbeda sedikit, satu mengatakan Atheis dan yang lain mengatakanya ilmuan kafir, persoalan-persoalan yang dikemukakannya adalah hampir sama, lalu saya gabungkan dan menyusunnya sekali.

Yang perlu mendapat koreksi di sini adalah pernyataan tentang Allah tidak bertempat dan ditempatkan. Madhab Ahlussunnah mengimani bahwa Allah istiwa' di atas Arsy, mengenai kaifiahnya tidak perlu kita bahas karena itu sudah di luar kemampuan kita

Nak maaf kan bapakmu hari ini tidak bisa membelikan susu


"Nak maaf kan bapak mu,hari ini tidak dapat beli susu"!!!!!
itu adalah kata yg hari ini aku dengar dari sebuah bilik rumah(disebut rumah mungkin juga tidak,krna besar na hanya beberapa petak) ketika aku melintas di sebuah jalan yg agag keterbelakang......
dalam benak ku,ternyata masih ada disekitar ku orang² kecil yg seharus na membutuh kan batuan dari kita yg mampu
dan aku pun berhenti sejanak hanya beberapa meter dari rumah bapak dari anak itu,aku sambil termangun duduk di warung yg dekat rumah itu,sambil terkadang aku liat rumah itu,dan aku pun mendengar tangisan anak bayi dari bilik rumah itu.
Sambil bertanya dalam hati,"kemana ibu dari bayi mungil yg tanpa dosa itu"??
"kenapa bapak na tidak mampu membeli kan susu untuk sang bayi yg tanpa dosa itu"??
tidak beberapa saat,aku mendengar percakapan dari penjual kedai minum yg saat itu aku sedang duduk...
"kasian si A itu yah,dia tidak bisa apa,padahal dia sedang sakit,di tambah dia merawat anak na yg masih bayi itu,juga istri na baru saja meninggal 1 bulan yg lalu"
bergetar rasa na hati ini mendengar itu semua......
dan saat itu juga aku beranikan untuk untuk ke tempat bapak itu...dan saat itu aku mendengar kata² itu
"Nak maaf kan bapak tidak bisa membeli susu untukmu hari ini"
aku pun tertunduk dan seketika aku menitik kan air mata...
aku pun tidak jadi untuk masuk kedalam bilik itu,aku segera berl;ari mencari warung terdekat untuk membelikan susu buat bayi mungil itu
bergegas aku berlari untuk secepat na bisa mengantar kan susu buat sang bayi
ketika aku masuk sambil mengucapkan salam,sang bapak terkejut dia lantas menanyakan siapa aku
"kisanak siapa ???
aku pun mejawab sambil mengusap air mata yg masih menetes sedikit di pipiku
"saya bukan siapa² pak,saya hanya kepengen memberikan susu ini buat anak bapak".
sang bapak terkejut.dia kembali bertanya
"kenapa kisanak membantu saya,kisanak tidak kenal saya,dan saya tidak kenal kisanak,kenapa jadi mau menolong saya"??
aku pun menjawab,"anggap saja saya ada rizki berlebih,dan saya mao membatu sesama,dan rizki ini saya dapat di jalan ALLAH.SWT"begitu aku menjawab...
sang bapak tiba² menitik kan air mata
setelah itu aku pun pamit permisi,sambil memeberikan sedikit uang yg ada di dompet ku,untuk sang bapak bisa membeli obat dan membeli susu beberapa hari untuk sang bayi mungil
sang bapak sambil meangkat tangan,dia bersukur kepada ALLAH....sambil mengusap air mata na........
dan hari itu aku mendapat pelajaran terbesar dalam hidupku,dan yg bisa ku ambil adalah
orang tua adalah harta yg paling berharga dari apa harta di dunia
karna mereka lah kita bisa menjadi seperti ini,dan walau pun mereka sakit mereka masih sebisa mungkin menjaga kita
walau pun itu harus mengorban kan jiwa raga mereka....
dan paling sangat menguggah hati adalah
kemana orang² yg di bilang berlebih dalam harta,kemana mereka semua??
kemana hati nurani mereka semua??
apa sudah tertutup semua???
marilah kita semua paling tidak menyisih kan harta kita untuk orang² yg membutuh
banjarbaru,nebula 27 juli 2008